WrITTEN 3 MarET 2016

Aku tak pernah membayangkan sampai hari aku berada diantara orang –orang yang berasal dari culture yang berbeda, kami saling bercerita tentang kisah yang
mengudang gelak tawa dan membuat moment itu sulit terlupakan.
Dia adalah teman, nama teman mulai tersemat dalam dirinya
ketika aku dan dia sering berbagi cerita, pengalaman dan kisah-kisah yang
sebenarnya tidak penting untuk diceritakan sambil memanfaatkan waktu dan menikmati
kebersamaan yang suatu waktu akan berakhir.
Mengenalnya meberikan coretan warna baru dalam lembar cerita hidupku, sebelumnya
hanya bisa melihatnya dari bawa karena tempatnya cukup tinggi untuk dapat
mengenalnya ntah kenapa kami bisa berteman apakah aku yang telah berhasil
menaiki anak tangga dan sejajar dengannya atau dia yang menuruni satu anak
tangga, ntahlah. Tapi faktanya sekarang kita adalah teman.
Dia yang begitu humbble membuatnya disukai oleh banyak orang disekitarnya. semenjak
aku kenal dengannya aku tahu kalau dia orang yang dapat berkata benar tentang sesuatu tanpa harus membenarkan setiap kata-kataku karena aku dan dia adalah teman.
Aku tidak suka sikapnya yang terkadang cuek, walaupun aku tahu dia tidak bermaksud seperti
itu karena mungkin pada saat itu keadaan yang mengharuskannya bersikap seperti
itu. Dan aku sudah ceritakan ketidaksukaanku itu, dan dia memberikan alasan
yang sama seperti yang aku pikirkan.
Ada satu lagi ketidaksukaanku padanya yang belum aku ceritakn
kepadanya aku tidak suka ketika perpisahan datang dia akan lupa tentang diriku.
Tapi itulah hidup di mana
ada pertemuan pasti ada perpisahan, ntah dia akan mengingat semua coretan itu
atau tidak tergantung kemampuan otak dan keinginan dirinya untuk menampung atau akan menghapusnya.
0 komentar:
Posting Komentar