Written 3 maret 2016
semilir angin subuh berhembus kencang, cahaya kuning keemasan dari bola-bola
kaca bersinar benderang. Subuh ini saya berkeliling untuk jalan pagi sembari
menghangatkan tubuh. Ada hal yang harus dicurahkan pada setiap insan tentang
hidup, mungkin sebatas kisah diri adalah hal terbaik untuk belajar dari setiap
fenomena yang ada.

Tidak terasa dibulan ke lima
hidup
diperantauan,dan tepat di builan kelima ini pula
saya harus kembali ke kampung halaman dan
meninggalkan segala cerita, kenangan dan teman-teman yang selama lima bulan ini
menemani dan berperan dan skenario kehidupan ku meski ada diantara mereka yang
lebih dulu pergi dan ada pula yang pendatang baru dalam cerita ini.

Pare, yang lebih di kenal dengan kampung inggris karena terdapat banyak
tempat-tempat kursus bagi mereka
yang
ingin menimbah dan meningkatkan kemampuan bahasa inggrisnya. Karena tujuan itu
pula aku menginjakkan kakiku di sini, yaa, untuk meningkatkan kemampuan bahasa
inggrisku. SMAr ILC adalah tempat pertama yang aku tuju untuk menimbah ilmu
didalamnya, ini adalah
rekomendasi dari
teman-temanku. Aku tidak pernah menduga 1 minggu aku bergabung di smart ilc
sebagai student membuat aku menemukan keluarga baru. Kenapa aku menyebutnya
sebagai keluarga baru karena antara aku dan mereka sebagai teman yang baru aku
kenal seperti tidak ada jarak, antara aku dan dia yang sebagai tutor layaknya
teman yang tidak perlu takut akan salah bicara atau harus dihormati dan
menundukkan kepala ketika ketemu seorang yang jabatan lebih diatas
kami.
Ada hal-hal yang begitu membuat rindu, meski sebelumnya kami tidak saling
mengenal bahkan pernah ada konflik diantara kami, tapi itu lah yang membuat
semua terasa manis,pahit dan asam sehingga sangat sulit untuk terlupakan. Masih
hangat dalam pikiran ku adalah ketika kami makan bersama dalam kelas dalam satu
piring dan sendok digunakan secara bergantian, ini adalah pengalaman pertama yang
membuat
sulit terlupakan ekspresi
kebahagian dan kebersamaan terlihat begitu jelas dan tidak ada rasa jijik dan
sungkan karena menggunakan sendok secara bergantian dan antara tutor dan
student tidak ada jarak sama sekali semua berbaur menjadi satu layaknya kue
yang sudah mekar dan siap untuk di panggang.
Tutorku temanku. Aku dan mereka sebagai tutor di smart ilc
sudah seperti teman
tapi ntahlah mereka
menganggapku apa,, yang jelas dia adalah temanku dan keluarga baru yang tidak
tertulis namanya di dalam kartu keluarga hahha. Untuk berbaur dengan mereka
tidak butuh waktu yang lama karena menurutku mereka memang membuat atau membuka
pintu yang selebar-lebarnya untuk menerima dan memberik rasa nyaman bagi kami
sebagai tamu yang datang di tempat mereka.
Mr.bowo, mr.tono dan mr.iqbal adalah tutor yang pling pertama saya kenal
karena dia yang mengajar di kelas EG ku, mr.bowo sebagai bapak kami walaupun
matanya masih sering lirik sana sini kalau ada cewwk lewat tapi aku tahu dia
sangat sayang dengan istrinya ms.ulfa yang gokil yang sabar menunggu kalau aku
di oral materi di kelas PG.
Mr.TONO, Mr.PLAT Aku memanggilnya.. karena terkadang aku sudah sejuta
ekspresi untuk menarik perhatianny atau aku sudah berbicara panjang kali lebar
mungkin 1 prangaf tapi jawabanya hanya 1 kata iya atau kenapa. Ohh make my
heart broken. Tapi itu adalah pribadinya dia, dan satu lagi yang aku tahu dia
smart.
Mr.iqbal, dari semua tutor aku paling akrab dengannya karena
memang orangnya sangat humble dan mudah akrab
dengan orang.akan butu 1 lemabar kertas kalau aku berceriyta tentang dia.
Mr. Syakir yang harus lebih sabar lagi menghadapi
menghadapi kebandelan kami ketika dapat oral,
dan yang mebuat aku
salut adalah ketika
kami membuat keributan dalam proses belajar mengajar dia hanya diam menunggu
kami mengerti maksudnya bahwa sekarang waktunya untuk belajar.
Mr feri dan mr. Nafidz mereka tidak
pernah mengajar aku didalam kelas, tapi ntah kenapa aku merasa begitu akrab
dengan mereka, pertama melihat mereka kirain mereka saudara mukanya mirip. Aku
suka berbagi cerita dengan mereka walaupun cer
ita hanya akan mengundang
gelak tawa dan kurang
berbobot tapi itu;ah keakraban kami. Dan aku
suka itu.

Ms. Rena, mr.ceba, mr.munir mem ni’ma dan mr.kempalng semuanya sangat baik
dan selalu memberikan
senyuman
termanisnya ketikan bertemu denganku, walaupun mungkin mereka hanya mengenal
muka diriku.
Ms.uun, di bulan ketiga di smart aku tahu kalau dia adalah pendiri smart,
banyak cerita yang aku dengar tentang dia yang membuat aku ingin mengenalnya
dan ingin menimbah ilmu darinya. untuk itu aku mengikuti kelas bahasa selain
keinginan dan rasa penasaranku terhadap cerita teman-temanku tentang kelas
bahasa aku pun ingin mengasah kemampuan menulisku.
Aku adalah orang yang paling tidak suka membaca buku, dan dikelas ini pula
aku sadar dengan kata-kata ms.uun yang aku lupa persis kata2x seperti apa tapi
intinya dia mengatakan: ayat pertama turun allah menyuruh
untuk membaca” langsung tersentak dalam hatiku
oh iyya benar juga. Aku sering membaca ayat itu tapi tidak pernah tersentak
hatiku untuk maknax tersebut.
Itu adalah awal pertama aku mengatakan kepada diriku untuk memulai menyukai
membaca, dan ms.uun pun pernah mengatakan buku apapun itu yang penting membaca
dulu. Ketika orang didalam kelas itu berdiskusi tentang buku aku hanya diam
karena aku tidak mengerti dan aku tidak tahu karena kurangny referensi yang aku
baca.
Mulai saat itu aku mulai membaca dan mulai mempunyai buku sendiri dan
menjadikan nya sebagai teman
baru.