Written 27 Jan 2016
Beda manusia beda perspektif, jangan coba
menghakimi itu yang slalu ku kecamkan dalam hati. Namun, hari ini semuanya terasa
berbeda bagiku.
Ijinkan aku berbicara Tuhan, walau hina diriku
Berikan aku setetes wibawa.
Aku ingin di tunjuki sesuatu yang berbeda
Ditunjuki sesuatu yang telah lama hilang
Dia yang dicari tapi tak pernah hilang
Nurani yang indah dan ditenggalamkan dalam
cinta-Nya
Tuhan aku begitu benci, bukan pada dirinya
Aku ingin berjalan dan hanya menantap kedepan
tanpa melihat kekiri dan kekanan, ataupun kembali melihat kebelakang
Tapi sangat sulit bagiku tuhan
Pada hari ini, kaki ku kembali terhenti
diakibatkan rasa penasaran yang mengusik hatiku dan pikiranku. Akupun berbelok
dan melihat kesana. Apa yang aku dapat? Memaksa mulutku untuk berbicara akan
sesuatu yang menurut hatiku ini tidak sesuai dengan dunia yang aku dan dia
tempati sekarang.
Hatiku berbisik “tuhan apakah tindakanku ini
memberi manfaat pada dirinya atau justru mengusik hidupnya”.
Diri ini sadar tuhan, sebelum hari ini duniaku dan
dunianya berbeda tapi saat ini aku dan dia berada pada dunia yang sama. Haruskah
aku yang mengalah dan mengerti akan dirinya atau dia yang harus mengalah dan
mengerti Akan diriku atau aku dan dia saling mengerti dunia masing-masing tanpa
peduli akan dunia baru yang menjadi tempat bagi kami sekarang. Ntahlah
