Setiap mahasiswa yang menempu pendidikan di perguruan
tinggi baik swasta maupun negeri pasti akan merasakan yang namanya tugas akhir
sebagai syarat mutlak untuk mendapatkan gelar sarjana. Dalam hal tersebut sering
muncul berbagai fenomena-fenomena yang tak terduga yang dialami oleh mahasiswa
agar tugas akhir dapat diselesaikan tepat waktu. Bagi mereka yang sudah
terbiasa menulis karya tulis ilmiah mungkin sudah tidak ada masalah. Namun,
bagi mereka kurang atau tidak pernah sama sekali menulis ilmiah akan terasa
sulit karena tidak adanya pengalaman sebelumnya.
Zaman mulai berubah, dulu menulis di papan tulis
menggunakan kapur, sekarang sudah banyak ditinggalkan diganti dengan Boardmarker. Hal yang paling menarik
lagi dikalangan perguruan tinggi kegiatan belajar mengajar menggunakan power
point. Jadi mahasiswa dan dosen tidak perlu menulis lagi cukup dosen
menjelaskan dan mahasiwa memperhatikan. Adapun file presentasi dapat diambil dengan cara di copy-paste. Hal ini sudah menjadi budaya dalam pergurua tinggi.

Untuk menulis skripsi mahasiswa jadi malas mencari
ide-ide baru, karena telah dimanjakan oleh kecanggihan teknologi komputer.
Mahasiswa lebih memilih jalan pintas
dengan mengakses internet, cukup tekan tombol C kemudian tombol V maka
satu skripsi sudah didapatkan. Hal tersebut jelas akan mengakibatkan kemampuan
pemikiran dan penalaran mahasiswa semakin tumpul.
Selanjutnya, ada juga oknum mahasiswa yang memanfaatkan
kemampuan temannya yang untuk mengerjakan tugas skripsinya dengan imbalan
berupa materi sesuai kesepakatan sebelumnya. Itulah kenapa ada orang mengatakan
kalau mereka yang pintar akan semakin pintar dan yang kurang pintar akan
semakin diperbodoh dengan tindakannya sendiri, karena temannya akan belajar dua
kali sedangkan dia hanya menunggu hasil tanpa mengetahui prosesnya.
“Mereka yang datang kepada saya meminta bantuan untuk
menyelesaikan skripsinya umumnya mereka mengaku sulit mendapatkan ide-ide
kreatif atau mereka yang malas berhubungan dengan lembar-lembar tulisan, saya
merasa itu sama sekali bukan beban karena selain melatih kemahiran dalam
menulis ilmiah saya juga dibayar untuk itu sehingga dapat menambah uang jajan
saya,” ungkap XY sambil ketawa, mahasiswa jurusan gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia yang telah menyelesaikan
kuliahnya lebih cepat dibandingkan
dengan teman-temannya.
Berbagai fenomena itu dianggap oleh mahasiswa sebagai
usaha untuk meraih gelar sarjana dan tentunya sebagai usaha mebahagiakan kedua
orang tua dengan memakai topi toga tepat waktu.
0 komentar:
Posting Komentar