Kesehatan dan Keselamatan Kerja
( stres dan P.A.K )
OLEH:
KELOMPOK IV
1.
Yuliana 14120110213
2.
Mikki ardilla 1412011
3.
St.aisyah 14120110219
Tahun ajaran 2011\2012
Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas muslim Indonesia
Daftar isi
Daftar isi…………………………….................…………………………………….........i
Kata
pengantar.................................................................................................................ii
Bab I pendahuluan……………………..............……………………………....….........1
A. Latar
belakang……………………..……………………...........................…….1
B. Rumusan
masalah……………………….………………...………...................2
Bab II Pembahasan……………....…………………………………....…....................3
A. Pengertian
Stres………………...…………………...………...........................…3
1. Faktor-faktor penyebab
stres......................................................................4
2. Akibat
stres............................................................................................................6
B. Pengertian Penyakit Akibat Stres (PAK)…………….....……….........................8
1. Faktor-faktor penyebab Penyakit Akibat Sters
(PAK).................................8
2. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
(PAK).....................................................10
3. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
(PAK)................................................13
Bab III Penutup ……………………………….......…………………..…….................15
A. Kesimpulan………………………………………………………....…..................15
B. Saran……........……………………….…….................…………………...……..15
Daftar pustaka…………………………………....…………………............................17
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh
SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
yang membahas mengenai Stres dan Penyakit
Akibat Kerja.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehinggga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing kami.
Begitupun dalam makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Semoga dalam penyusunan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Makassar, maret 2013
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Kata stres biasa digunakan untuk mengartikan
reaksi seseorang dalam mengahadapi suatu masalah. Stres bisa timbul akibat
hal-hal sepele. Misalnya, terjebak keadaan macet. Kejadian lebih serius dapat
mengubah hidup seseorang, misalnya kematian orang terdekat atau orang tercinta.
Stress kerap kali disebut sebagai penyebab masalah kesehatan nomor satu. Walau
stress itu sendiri tak dapat menyebabkan kematian, pengaruhnya bisa membuat
kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan stress dalam kehidupan sehari-hari.
Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit
kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) sebenarnya bukan
istilah baru di dunia medis, terutama di dunia barat. Namun memang di Indonesia
belum banyak yang tahu tentang penyakit ini. Penyakit akibat kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja. Di dalam berbagai jenis industri ,khususnya di bagian
produksi pekerja sering terpajan oleh berbagai jenis potensial bahaya, dimana pekerja selama
lebih kurang 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk berbulan bulan dan bahkan
bertahun-tahun selama masa kerjanya terpaksa terpajan dengan aneka hazard yang ada di lapangan kerjanya.
B. Rumusan masalah
1. Jelasakan
pengertian stres?
2. Jelaskan
faktor-faktor penyebab stres
3. Menjelaskan
akibat dari stres?
4. Menjelaskan
pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK)?
5. Sebutkan
faktor-faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK)?
6. Sebutkan
bagaimana cara mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja?
7. Bagaimana cara
mencegah Penyakit Akibat Kerja?
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian stres
Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat
seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber
daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.Stress adalah beban rohani yang melebihi
kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol
secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif,
karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang
berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan
mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat
bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat
berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan
dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres
tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding
stres hambatan.
1.
Faktor-faktor
penyebeb stres
a.
Faktor
lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan
organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan
ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka
seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.
b.
Faktor
organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan
stres. Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam
waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan. atasan yang selalu
menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah
beberapa di antaranya. Hal ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian, yaitu:
1)
Tuntutan tugas
Faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan
tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak
fisik pekerjaan. Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi
yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres.
Dengan semakin pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber stres.
2)
Tuntutan peran
berkaitan dengan tekanan
yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang
dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit
untuk diselesaikan atau dipenuhi.
3)
Tuntutan antarpribadi
Tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya dukungan
dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres,
terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
c.
Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang
sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya
hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres.
Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak
daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan
dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan.
Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang dilaporkan
sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala
stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa para peneliti
pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki kecenderungan kecenderungan
inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor individual yang secara
signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang. Artinya, gejala
stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian
orang itu.
2.
Akibat stres
Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah
tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat
rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya.
Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum:
1) Gejala fisiologi
Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat
menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala,
dan memicu serangan
jantung.
2) Gejalah psikologis
Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa
kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan,
kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
3) Gejala prilaku
Perubahan dalam tingkat produktivitas,
kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan
makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.
B.
Pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Sebuah hal yang subtansi dari
kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan, karena dengan bekerja kita dapat
menghidupi kehidupan kita secara jasmani, namun kadang dengan pekerjaan membuat
seluruh organ-organ tubuh jenuh dengan aktifitas yang sering kita lakukan.
Sehingga organ tubuh mengalami sutu hal yang membuat kita merasa sakit, ini disebabkan oleh peyakit yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
Ada beberapa pengertian mengenai Penyakit Akibat Kerja
(PAK), yaitu:
a.
setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
(Permenaker Nomer Per.01/Men/1981).
b.
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (Kepres RI No. 22 Tahun 1993).
c.
ILO dan WHO (1989) : Work
Related Disease adalah penyakit yang berhubungan dengan faktor
pekerjaan, lingkungan kerja, proses kerja, cara kerja maupun risiko lain yang
terkait
Jadi dapat disimpulkan
bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK), adalah semua penyakit yang disebabkan
oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjan.
a.
Faktor Fisik
a) Suara
tinggi/bising : menyebabkan ketulian
b) Temperatur/suhu
tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat
Stroke.
c) Radiasi
sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak, ultraviolet
menyebabkan konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan
terhadap sel tubuh manusia.
d) Tekanan
udara tinggi : menyebabkan Coison Disease
e) Getaran
:menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses metabolisme, Polineurutis.
b.
Faktor Kimia
a) Asal
: bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping, hasil (produk), sisa
produksi atau bahan buangan.
b) Bentuk
: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
c) Cara
masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan
mukosa
d) Masuknya
dapat secara akut dan secara kronis
e) Efek
terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan sistemik,
kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh
genetic.
c.
Faktor Biologi:
a) Viral
Diseases : Rabies, Hepatitis
b) Bakterial
Diseases : Anthrax, Leptospirosis, TBC, Tetanus
c) Fungal
Diseases : Dermatophytoses, Histoplasmosis
d) Parasitic
Diseases : Ancylostomiasis, Schistosomiasis.
d.
Faktor
Ergonomi/fisiologi:
a) Akibat
: cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, Kontruksi
salah.
b) Efek
terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan
bentuk, dislokasi, kecelakaan.
e.
Faktor
mental Psikologi:
a) Akibat
: Organisasi kerja (type kepemimpinan, Hubungan kerja, Komunikasi, keamanan),
Type kerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja
shif, terpencil)
b) Manifestasinya
berupa stress
2.
Diagnosis Penyakit
Akibat Kerja (PAK)
Untuk dapat
mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu
pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan
menginterpretasinya secara tepat.
Pendekatan
tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman:
1. Tentukan Diagnosis klinisnya
Diagnosis
klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat
dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan
atau tidak.
2. Tentukan pajanan yang dialami
oleh tenaga kerja selama ini
Pengetahuan
mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk
dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu
dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti,
yang mencakup:
2.1
Penjelasan mengenai semua
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara khronologis
2.2
Lamanya melakukan masing-masing
pekerjaan
2.3
Bahan yang diproduksi
2.4
Materi (bahan baku) yang
digunakan
2.5
Pemakaian alat perlindungan diri
(masker)
2.6
Informasi mengenai tenaga kerja
lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa)
3.
Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut
Apakah terdapat
bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang
dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak
ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak
dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada
yang mendukung,
4.
Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit
yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan
yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut
dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan
diagnosis penyakit akibat kerja.
5.
Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
Apakah ada
keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya, yang dapat
mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya pajanan
serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat
kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih
sensitif terhadap pajanan yang dialami.
6.
Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
Apakah ada faktor
lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan
lain yang diketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian,
adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab
di tempat kerja.
7.
Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
Sesudah
menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu keputusan berdasarkan
informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah. Seperti telah
disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu
penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah
ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis. Suatu
pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa
melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan
menderita penyakit tersebut pada saat ini.
3. Pencegahan Penyakit
Akibat Kerja (PAK)
Beberapa pencegahan yang dapat
ditempuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
1.
Pencegahan Pimer – Healt Promotion
a.
Prilaku kesehatan
b.
Faktor bahaya di tempat kerja
c.
Perilaku kerja yang baik
d.
Olahraga
e.
Gizi
2. Pencegahan Skunder – Specifict Protection
a.
Pengendalian melalui
perundang-undangan
b.
Pengendalian administrative/organisasi:
rotasi/pembatasn jam kerja
c.
Pengendalian teknis: subtitusi,
isolasi, alat pelindung diri (APD)
d.
Pengendalian jalur kesehatan
imunisasi
3. Pencegahan Tersier
a.
Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
b.
Pemeriksaan kesehatan berkala
c.
Pemeriksaan lingkungan secara
berkala
d.
Surveilans
e.
Pengobatan segera bila ditemukan
gangguan pada kerja
f.
Pengendalian segera ditempat
kerja
Bab III
Penutup
A.
Kesimpulan
Stres adalah suatu kondisi
anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber
daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.Stress adalah beban rohani yang melebihi
kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol
secara sehat.
Peran
tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan
dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B.
Saran
Stres memang
tidak dapat menyebabkan orang mati, namun hal itu dapat menyebabkan orang
seperti orang mati. Oleh karena itu, perlu ada perhatian khusus mengenai stress
agar para anggota dalam suatu oraganisasi/perusahaan tidak mengalami gangguan dalam melaksanakan
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan tidak terbengkalai.
Pencegahan
terhadap penyakit akibat kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit)
suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus
dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh
masyarakat.
Daftar
pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Stres (diakses 25 maret 2013, Makassar)
bebaskebas,2011.
Program k3 http://www.safetydo.com/2012/03/pengertian-dan-difinisi-penyakit-akibat.html
(diakses 25 maret 2013, Makassar)
Digest,safety.
2012. Program K3 http://www.safetydo.com/2012/03/pengertian-dan-difinisi-penyakit-akibat.html (diakses 25 maret 2013, Makassar)
Ulum,
Misbakhul. 2012. Program K3 http://misbakhul-ulum27.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html (diakses 26 maret 2013, Makassar)
0 komentar:
Posting Komentar